Solusi Tercepat untuk Mengerem
Pemanasan Global
Vegetarian: Cara Tercepat Mengerem
Pemanasan Global Hingga 80%
Sebagaimana yang telah disampaikan
sebelumnya, pada November 2006 PBB telah merilis laporan mengejutkan yang
berhasil membuka mata dunia bahwa ternyata 18% dari emisi gas rumah kaca datang
dari aktifitas pemeliharaan ayam, sapi, babi, dan hewan-hewan ternak lainnya.
Di sisi lain, mobil, sepeda motor, truk-truk besar, pesawat terbang, dan semua
sarana transportasi lainnya yang bisa Anda sebutkan hanya menyumbang 13% emisi
gas rumah kaca. Bayangkanlah kenyataan ini: Ternyata penghasil utama emisi gas
berbahaya yang mengancam kehidupan planet kita saat ini bukanlah mobil, sepeda
motor, ataupun truk dan bus dengan polusinya yang menjengkelkan Anda. Tetapi
emisi berbahaya itu datang dari sesuatu yang nampak sederhana, tidak berdaya,
dan nampak lezat di meja makan Anda. Yaitu daging!
Mungkin bagi Anda hal ini sangat
berlebihan. Tetapi ketahuilah bahwa laporan ini bukan dirilis oleh sekelompok
ilmuwan paranoid yang tidak kompeten, ataupun peneliti dari tingkat universitas
lokal. Laporan ini dirilis langsung oleh PBB melalui FAO (Food and Agriculture
Organization - Organisasi Pangan dan Pertanian). Tentu agak sulit membayangkan
bagaimana mungkin seekor anak ayam yang terlahir dari telurnya yang begitu
rapuh, yang terlihat begitu kecil dibandingkan luasnya planet ini, bisa
memberikan pengaruh yang begitu besar pada perubahan iklim. Jawabannya adalah
pada jumlah mereka mereka yang luar biasa banyak. Amerika Serikat saja menjagal
tidak kurang dari 10 miliar hewan darat setiap tahunnya (tidak termasuk ikan
dan hewan laut lainnya). Bayangkan berapa banyak jumlahnya bila digabungkan
dengan seluruh dunia.
Untuk membantu Anda membayangkan
bagaimana sektor peternakan bisa menghasilkan emisi yang begitu besar, simaklah
beberapa poin berikut ini:
- Pemeliharaan hewan ternak memerlukan energi listrik untuk lampu-lampu dan peralatan pendukung peternakan, mulai dari penghangat ruangan, mesin pemotong, dll. Salah satu inefisiensi listrik terbesar adalah dari mesin-mesin pendingin untuk penyimpanan daging. Baik yang ada di peternakan maupun yang ada di titik-titik perhentian (distributor, pengecer, rumah makan, pasar, dll) sebelum daging tersebut tiba di rumah/piring makan Anda. Anda tentu tahu bahwa mesin-mesin pendingin adalah peralatan elektronik yang sangat boros listrik/energi.
- Transportasi yang digunakan, baik untuk mengangkut ternak, makanan ternak, sampai dengan elemen pendukung peternakan lainnya (obat-obatan dll) menghasilkan emisi karbon yang signifikan.
- Peternakan menyedot begitu banyak sumber daya pendukung lainnya, mulai dari pakan ternak hingga obat-obatan dan hormon untuk mempercepat pertumbuhan. Mungkin sepintas terlihat seperti pendukung pertumbuhan ekonomi. Tapi dapatkah Anda membayangkan berapa banyak lagi emisi yang dihasilkan tiap industri pendukung tersebut? Perekonomian yang maju tidak ada lagi artinya kalau planet kita hancur! Masih banyak sektor-sektor industri ramah lingkungan yang bisa dikembangkan di dunia ini. Jadi mengapa harus mengembangkan sektor yang membahayakan kehidupan kita semua?
- Peternakan membutuhkan lahan yang tidak sedikit. Demi pembukaan lahan peternakan, begitu banyak hutan hujan yang dikorbankan. Hal ini masih diperparah lagi dengan banyaknya hutan yang juga dirusak untuk menanam pakan ternak tersebut (gandum, rumput, dll). Padahal akan jauh lebih efisien bila tanaman tersebut diberikan langsung kepada manusia. Peternakan sapi saja telah menyedot makanan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan kalori 8,7 miliar orang! Lebih dari jumlah populasi manusia di dunia. KELAPARAN DUNIA TIDAK AKAN TERJADI JIKA SEMUA ORANG BERVEGETARIAN. Sebuah penelitian menyebutkan bahwa seorang vegetarian menyelamatkan hingga setengah hektar pepohonan setiap tahunnya! Hutan hujan tropis mengalami penggundulan besar-besaran untuk menyediakan lahan peternakan. Lima puluh lima kaki persegi hutan tropis dihancurkan hanya untuk menghasilkan satu ons burger! Perusakan hutan sama dengan memperparah efek pemanasan global karena CO2 yang tersimpan dalam tanaman akan terlepaskan ke atmosfer bersamaan dengan matinya tanaman tersebut.
- Hewan-hewan ternak seperti sapi adalah polutan metana yang signifikan. Sapi secara alamiah akan melepaskan metana dari dalam perutnya selama proses mencerna makanan (kita mengenalinya sebagai bersendawa - glegekan kata orang jawa). Metana adalah gas dengan emisi rumah kaca yang 23 kali lebih buruk dari CO2. Dan miliaran hewan-hewan ternak di seluruh dunia setiap harinya melakukan proses ini yang pada akhirnya menjadi polutan gas rumah kaca yang signifikan. Tidak kurang dari 100 milliar ton metana dihasilkan sektor peternakan setiap tahunnya!
- Limbah berupa kotoran ternak mengandung senyawa NO (Nitrogen Oksida) yang notabene 300 kali lebih berbahaya dibandingkan CO2. Pertanyaannya adalah: Memangnya seberapa banyak kotoran ternak yang ada? Di Amerika Serikat saja, hewan ternak menghasilkan tidak kurang dari 39,5 ton kotoran per detik! Bayangkan berapa banyak jumlah tersebut di seluruh dunia! Jumlah yang luar biasa besar itu membuat sebagian besar kotoran tidak dapat di proses lebih lanjut menjadi pupuk atau hal-hal berguna lainnya, akhirnya yang dilakukan oleh pelaku industri peternakan modern adalah membuangnya ke sungai atau ke tempat-tempat lain yang akhirnya meracuni tanah dan sumber-sumber air. Kontribusi gas NO dari sektor peternakan sangatlah signifikan!
Metana dan Nitro Oksida yang berasal
Dari sistem pencernaan dan kotoran hewan menghasilkan emisi gas rumah kaca
lebih hebat dari semua mobil,kereta api, dan pesawat digabungkan.
Lakukanlah sesuatu! JADILAH
VEGETARIAN! Inilah hal yang TERBAIK yang bisa Anda lakukan bila Anda ingin
menyumbangkan sesuatu bagi usaha dunia mengerem pemanasan global, disamping
dari segala penghematan listrik dan energi yang Anda lakukan.
Penelitian Universitas Chicago telah
menunjukkan bahwa seorang vegetarian dapat mengurangi emisi karbon hingga 1,5
ton setiap tahunnya! Jumlah ini bahkan lebih banyak dari mengganti mobil Anda
dengan Toyota Prius yang hanya menghemat 1 ton emisi karbon setiap tahunnya.
Beberapa media massa luar negeri bahkan menyebut "Vegetarian is the new
Prius! "
Berubah menjadi vegetarian tidak
membutuhkan biaya apa-apa, bahkan menghemat anggaran belanja Anda. Bandingkan
dengan membeli mobil ramah lingkungan yang harganya sangat mahal dan hanya bisa
dijangkau oleh orang-orang berduit. Janganlah berpikir bahwa Anda sendirian
tidak akan dapat membuat perbedaan karena masih banyak orang di luar sana yang
masih melakukannya. Jadilah contoh bagi mereka. Informasi dan contoh nyata dari
satu orang dapat menginspirasi ratusan bahkan ribuan orang lainnya. Ini
bukanlah candaan ataupun pujian yang dibuat-buat: Tetapi Andalah calon-calon
penyelamat dunia ini dengan pilihan dan tindakan Anda yang akan menginspirasi
orang-orang lainnya. Seribu orang yang beralih ke pola makan vegetarian sama
dengan pengurangan 1.500 ton emisi karbon per tahun. Bila 10% saja dari
penduduk Indonesia bervegetarian, kita telah mengurangi sedikitnya 30 juta ton
emisi karbon per tahun! Suatu angka penghematan yang sangat fantastis!
Alasan bervegetarian saat ini bukan
lagi hanya karena Anda sok baik/peduli pada nasib hewan. Bukan hanya karena
Anda sok suci/spiritual. Bukan juga hanya karena Anda peduli pada kesehatan
Anda, tetapi lebih dari itu: Anda ingin hidup lebih lama di planet ini dan Anda
ingin mewariskan masa depan yang layak bagi Anak cucu Anda kelak! Entah apa
yang akan dipikirkan oleh anak cucu kita ketika mereka tahu bahwa masa suram
yang mereka jalani di masa depan adalah buah dari ketidakpedulian orang tua
mereka.
Berubahlah! apalah artinya mengganti
sepotong empal dengan sepotong tahu, bila hal ini berhubungan langsung dengan
keselamatan Anda, dan juga masa depan anak cucu Anda. Sesederhana itu untuk
menyelamatkan dunia: Lepaskanlah daging dari piring makan Anda! Mulai sekarang,
ketika Anda merasa cuaca sangat panas, atau ketika Anda melihat berita bencana
alam yang mengerikan di TV atau di koran pagi ini, renungkanlah kembali apa
yang baru saja Anda makan tadi malam.
Penyelesaian untuk Krisis Energi:
Bahan Bakar Alternatif dan Diet Vegetarian
Mengikuti diet vegetarian bahkan
lebih efektif dalam mengurangi emisi rumah kaca daripada mengendarai sebuah
kendaraan listrik hibrida, menurut sebuah karya tulis yang diterbitkan pada
tanggal 12 April 2006 di Earth Interactions, sebuah jurnal dari Persatuan
Geofisika Amerika. Profesor Gidon Eshel dan Pamela Martin dari Universitas
Chicago menyimpulkan bahwa mengikuti diet vegan mengurangi emisi C02 sebanyak
1,5 ton tiap tahun, dibanding 1 ton yang dihemat bila berpindah dari sebuah
mobil biasa (Toyota Camry) ke sebuah mobil hibrida (Toyota Prius).
Hal yang sangat mengejutkan pada
penelitian adalah biaya energi dari memakan ikan hampir sama besarnya dengan
makan daging merah. Ini karena biaya yang sangat besar dari menjaring ikan di
kapal. Di antara para ahli biologi, ikan dan daging sering dianggap
"protein murah " bagi hewan pemangsa. Tetapi, hal sebaliknya berlaku
bagi produksi makanan manusia. Untuk manusia, efisiensi energi (energi keluaran
dibagi dengan energi masukan) dari protein udang, misalnya, adalah 0.5%,
dibanding 510% untuk gandum. Produk-produk hewani lainnya jatuh dalam kisaran
3%. Ini baru menyangkut protein dan belum termasuk nutrisi lainnya; dan dalam
hal ini buah-buahan dan sayuran adalah sumber-sumber yang jauh lebih efisien.
Para peneliti menegaskan bahwa studi
mereka belum memperhitungkan biaya energi jangka panjang yang sangat besar
sehubungan dengan pemakaian sumber-sumber daya alam seperti air dalam produksi
daging. Dr. Eshel menyimpulkan, "Kami katakan bahwa semakin Anda sanggup
menjalankan diet vegan dan semakin jauh dari makanan berdaging, maka semakin
baik bagi planet ini.
Kunci untuk Mengurangi Pemanasan
Global dan Penipisan Sumber Alam
Saat ini, masalah pemanasan global
dan berkurangnya sumber alam seperti bahan bakar fosil, air segar, dan humus
adalah tantangan paling sulit yang pernah dihadapi oleh manusia. Para ilmuwan
telah menyimpulkan bahwa mengurangi pengeluaran karbon dioksida (CO2) akan
memperkecil pemanasan global, sehingga pada tahun 1997, 181 pemerintahan
menandatangani Protokol Kyoto untuk mengurangi emisi bahan kimia beserta lima
"gas rumah hijau " lain. Walaupun tindakan ini merupakan suatu
langkah positif, dalam majalah ilmiah Physics World (Dunia Fisika) terbitan
bulan Juli 2005, fisikawan Inggris, Alan Calverd, mengusulkan suatu cara yang
lebih sederhana untuk menghilangkan pemanasan global---berhenti makan daging.
Artikelnya "Suatu Pendekatan Radikal terhadap Kyoto' telah tersebar dengan
cepat melalui internet dan sedang menjadi pembicaraan hangat di kalangan para
ilmuwan.
Walaupun Calverd bukan seorang
vegetarian, ia mengakui pemborosan terbesar dari sumber alam dan energi
disebabkan oleh meningkatnya jumlah ternak hewan untuk dimakan. Jadi, ia
menghitung bermacam-macam pemakaian energi yang menghasilkan CO2, seperti
pembakaran bahan bakar fosil dan manusia, serta metabolisme ternak. Ia
menemukan bahwa 21% konsumsi energi itu untuk mempertahankan peternakan hewan.
Sama dengan pembuangan bahan bakar mobil, pernapasan ternak menghasilkan jumlah
CO2 yang sangat besar, dan hal ini merupakan salah satu penyebab pemanasan
global. Tetapi faktor ini tidak dimasukkan ke dalam kategori emisi buatan
manusia oleh para ilmuwan iklim dan politikus, karena mereka menganggap bahwa
hal itu bukanlah suatu fenomena buatan manusia yang tidak dapat diubah.
Lebih lanjut, dari 21% ini, Calverd
tidak memasukkan emisi karbon dioksida, seperti produksi pakan, penjagalan
mekanis, pengeluaran isi perut, pengemasan, transportasi, dan pendinginan.
Perhitungan yang lebih lengkap
mengenai jumlah energi untuk produksi daging telah dilakukan oleh Dr. David
Pimentel dari Universitas Cornell, seorang ahli agraria, yang tidak terlibat
dalam gerakan vegetarian. Ia terus meneliti jumlah energi dari 'pertumbuhan'
produksi daging selama sepuluh tahun dan telah menulis 560 makalah ilmiah serta
23 buku mengenai persoalan tersebut. Dr. Pimentel juga sering kali menduduki
jabatan di kursi pemerintahan yang mengawasi industri daging. Ia berulang kali
memberitahu sesama rekan ilmuwan daging lainnya, "Saya tidak membuat suatu
keputusan moral apa pun. Saya hanya memberikan Anda data."
Dalam makalahnya di tahun 2004
"Produksi Ternak dan Penggunaan Energi ", Pimentel memperkirakan
bahwa jumlah bensin di Amerika Serikat yang digunakan untuk menopang pola makan
daging, jumlahnya sangat mencengangkan, yaitu sebanyak 401 galon bensin setiap
tahun, sedangkan untuk pola makan vegetarian sebanyak 219 galon bensin. Jumlah
ini meningkat secara dramatis dengan semakin banyak daging yang dimakan seseorang.
Pimentel juga mengalkulasi: jika seluruh dunia mempunyai pola makan seperti
orang-orang di Amerika Serikat, cadangan minyak tanah Bumi akan habis hanya
dalam waktu tiga belas tahun. Yang paling luar biasa adalah observasi berikut
ini:
Bahkan mengendarai mobil-mobil mewah
yang menyedot banyak bensin dapat menghemat energi daripada berjalan kaki.
Jumlah kalori yang Anda bakar dengan berjalan kaki berasal dari diet Standar
Amerika! Ini karena energi yang dibutuhkan untuk menghasilkan makanan yang akan
Anda bakar saat berjalan kaki dalam jarak tertentu adalah lebih besar daripada
energi yang diperlukan untuk mengisi bensin di mobil Anda untuk jarak yang
sama, dengan asumsi bahwa mobil tersebut menempuh jarak 24 mil setiap galonnya
atau lebih dari itu.
Di samping itu, perhitungan yang
sama pada saat naik sepeda, dari situs web http://www.bicycleuniverse.info/
mengungkapkan bahwa bersepeda pada pemakan daging memerlukan konsumsi bahan
bakar-fosil sama banyak dengan mengendarai sebuah mobil. Emisi lain yang
berkaitan dengan daging yang sering terlupakan adalah metana, sebuah produk
dari pencernaan makanan anaerob yang dihasilkan ketika seekor sapi mengeluarkan
napas. Sebuah studi dari NASA (National Aeronautics and Space Administration)
yang diumumkan dalam majalah ilmiah Surat Penelitian Geofisika (Geophysical
Research Letters) terbitan bulan Februari 2005 mengungkapkan bahwa karena
pengaruh metana pada lapisan ozon di atmosfer, metana menimbulkan pemanasan
global dua kali lipat dari yang sebelumnya diperkirakan (10%), dan pola makan
daging bertanggung jawab atas sepertiga dari emisi metana biologis.
Statistik lain yang mengejutkan
adalah bahwa sembilan miliar hewan ternak yang dipelihara di Amerika Serikat
mengonsumsi tujuh kali lipat padi daripada yang dimakan oleh populasi manusia
di negara tersebut. Persentase dari padi yang diberikan kepada hewan ternak
juga membubung tinggi di negara-negara berkembang seperti Cina, Mesir dan
Meksiko. Lebih jauh lagi, menurut Institut Pengawasan Dunia (Worldwatch Institute),
tiap pon daging yang diberi makan dengan padi, telah mengakibatkan 35 pon humus
terkikis. Jadi untuk mempertahankan pola makan daging, kita memerlukan lebih
dari 4.000 galon air setiap hari dibandingkan dengan 300 galon air yang
dibutuhkan oleh para vegetarian.
Menurut ahli ekologi ternama Mathis
Wackernagel, pola makan daging hewan adalah alasan utama manusia menghabiskan
kapasitas-bio jangka panjang planet ini dalam kecepatan yang tidak dapat
ditahan. Oleh karena itu, banyak ilmuwan seperti Wackermagel dan Calverd secara
ilmiah telah membuktikan bahwa mengonsumsi daging dapat menguras sumber alam
Bumi. Tetapi pokok persoalan lain yang tidak dapat diukur dan perlu
dipertimbangkan adalah aspek kesejahteraan hewan serta pengaruh moral dari penyembelihan
hewan secara massal terhadap kesadaran manusia.
Sumber:
Nicky.Co.Id